Jumat, 04 April 2014

BODY ALIGHMENT




BODY ALIGHMENT


Oleh
Adi Saputra, S.Kep.,M.Kes
Dosen Pengajar Ilmu Dasar Keperawatan II
 STIK Siti Khadijah Palembang


PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Manusia dapat bergerak berpindah tempat sesuai keinginannya. Gerak bebas tersebut terjadi sebagia hasil kerja sama antara dua sistem organ, yaitu kerangka atau rangka dan otot. Rangka yang tersusun atas tulang-tulang dapat bergerak karena di gerakkan otot. Jadi sebenarnya rangka tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinya. Oleh sebab itu, rangka disebut alat gerak pasif.
Otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi atau memendek dan berlelaksasi atau mengendur. Jika otot memendek akan dihasilkan tenaga dan terjadilah gerakan organ-organ yang dilekati atau pun organ disekitarnya kearah tertentu. Bila otot mengendur maka organ-organ akan bergerak kearah yang berlawanan. Berdasarkan ini maka otot disebut alat gerak aktif.

B.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini di haparkan mahasiswa mampu:
1.       Mengetahui konsep body elignment
2.       Mengetahui prinsip gravitasi dalam body elignment
3.       Menganalisi Refleks postural dan kelompok otot”opposing”.
4.       Mengetahui perubahan postur tubuh
5.       Mengetahui perubahan struktur anatomi
6.      Mengetahui konsekuensi posisi tubuh yang tidak baik
7.       Menganalisis pengkajian-perencanaan body alighment
8.       Mengetahui penatalaksanaan gangguan body alighment



A.    Postur (Body Alignment)
1.      Konsep Body Alignment
            Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan  bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot. Apabila ke empat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar.
            Postur tubuh yang baik dapat meningkat fungsi tangan dengan baik, mengurangi   jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas ekspansi paru, dan meningkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :

a)      Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line gravity garis imaginer vertikal) melewati pusat gravitasi (center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b)      Jika dasar tumpuan lebih luas dan  pusat gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan  akan lebih besar.
c)       Jika gravitasi berada diluar pusat dasar tumpuan, energi akan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
d)     Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e)      Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak nyamanan otot.
f)       Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan otot dan ligamen.
g)      Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot dan mencegah kelelahan.
h)      Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
i)        Membagai keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki untuk mencegah beban belakang.
j)        Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.

2.      Prinsip gravitasi
Gravitasi merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:

a)      Pusat gravitasi (center of gravity) titik yang berada di pertengahan tubuh.
b)      Garis gravitasi (line of gravity) merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi.
c)      Dasar dari tumpuan (base of support) merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.

3.      Reflek postural kelompok otot “opposing”
Dalam menghasilkan suatu gerak, suatu otot tidak bekerja sendirian, tetapi selalu berpasangan dengan otot lain. Bila suatu otot berkontraksi, akan menggerakkan tulang yang dilekatinya kesuatu arah tertentu, sedangkan otot yang lain, yang merupakan pasangannya akan menggerakkan kearah lain yang berlawanan. Dua otot yang menggerakkan tulang kearah yang berlawanan disebut otot antagonis.
Berdasarkan arah geraknya, gerakan antagonis dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
  1. Ekstensi, lawannya fleksi. Ekstensi adalah gerak meluruskan , sedangkan fleksi adalah gerak      menekuk atau membengkokkan. Misalnya gerak pada siku. 
  2. Abduksi atau gerakan menjauhi badan, lawannya adduksi atau gerakan mendekati badan.
  3. Depresi gerak menurunkan, lawannya elevasi atau gerak mengangkat.
  4. Supinasi atau gerak menengadahkan tangan, lawannya pronasi atau gerakan menelungkupkan tangan.

Semua gerak yang terjadi dalam tubuh vertebrata tidak terlepas dari aktivitas otot yaitu otot lurik, otot polos, otot jantung.
a.       Otot lurik


Otot lurik karena dibawah mikroskop tampak susunannya berupa serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti sel dan tampak adanya bagian yang terang diselingi bagian gelap yang melintang. Oleh sebab itu, juga disebut sebagai otot seran lintang, otot ini umumnya melekat pada rangka maka sering disebut otot rangka. Otot rangka atau otot lurik bekerja dibawah kendali saraf sadar, oleh sebab itu sering disebut juga otot sadar.

b.      Otot  polos
Di bawah mikroskop, jaringan otot polos tidak menunjukkan adanya bagian terang berseling gelap seperti pada otot rangka. Sel-selnya berbentuk gelemdong dan hanya mempunyai sebuah inti sel yang terletak di tengah-tengahnya.


Karakteristik otot polos adalah:
                                                      1.         Otot polos ditemukan pada alat-alat dalam dan kulit, dan tidak ditemukan pada    rangka
                                                      2.            Reaksinya lembat tetapi geraknya berurutan
                                                      3.            Mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan
                                                      4.            Geraknya dibawah pengaruh saraf taksadar atau saraf otonom
            Otot polos ditemukan pada saluran alat-alat dalam, seperti saluran pencernaan, saluran pernafasan, pemubuluh darah, dan getah bening. Fungsinya adalah jika seluruhnya bekrontraksi akan menggerakkan benda yan gerdapat didalam pembuluh atau sauran tersebut.

c.       Otot jantung

Otot jantung atau miokardium hanya dijumpai pada dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, tetapi memiliki percabangan yang disebut sinsitium. Kerja otot jantung dikendalikan oleh saraf tak sadar atau saraf otonom.
Kerja otot jantung ini erat kaitannya dengan fungsi jantung sebagai alat pemompa darah. Jika otot jantung berkontraksi, ruangan jantung akan menyempit dan tekanannya akan meningkat. Kontraksi otot jantung akan menimbulkan denyut jantaung. Pada orang dewasa normal, jantungnya akan berdenyut sebanyak 72 kali setiap menintnya. Untuk berkontraksi, diperlukan cukup persediaan oksigen. Apabila otot jantung kekurangan oksigen selama 30 detik, kontraksi otot jantung akan berhenti. Kebututhan oksigen otot jantung dipenuhi oleh nadi tajuk atau aeteria koronia.

4.      Perubahan dalam postur


             Kelainan pada ruas tulang belakang ada beberapa macam:
a)      Sekoliosis, jika tulang belakang melengkung kearah samping atau lateral sehingga badan tampak melengkung kekiri atau kekanan,
b)      Kifosis, jika terjadi perubahan kelekungan ruas tulang belakang pada daerah punggung sehingga penderitanya tampak bengkong.
c)      Lordosis, jika ruas tulang belakang melengkung didaerah lumbal atau pinggang sehingga pada posisi tubuh tegak, kepala seperti tertarik kebelakang.

5.      Perubahan struktur anatomi
a). Gangguan tulang

Meliputi beberapa gangguan diantaranya adalah retak atau patah tulang (fraktura) dan pertumbuhan tulang kaki yang mengalami hambatan sebelum lahir. Gejala patah tulang yang nyata adalah timbulnya rasa sakit yang hebat pada daerah tulang yang retak, terjadi pembekakan dan kadang-kadang pendarahan. Pada tulang anak yang masih dalam masa pertumbuhan, tulang yang retak dapat menyatu kembali seperti semula disebut reduksi.

Fraktura dapat dibedakan sebagai berikut:
                                                      1.            Fraktura sederhana, jika tulang yang meretak tidak sampai melukai organ lain disekitarnya, misalnya organ otot.
                                                      2.            Fraktur kompleks atau fraktura majemuk, jika tulang yang patah menyebabkan otot dan kulit terluka, kadang kala tulang mencuat keluar kulit.
                                                      3.            Greenstick atau tulang tak lengkap, jika tulang hanya retak sebagian dan tulangnya tak sampai pisah.
                                                      4.            Comminuted atau remuk, jika tulang retak menjadi beberapa bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.

b). Gangguan persendian

Gangguan pada bagian ini ada empat macam antara lain:
                                                1.            Dislokasi adalah sobek atau tertariknya legamin sehingga terjadi pergeseran kedudukan sendi.
                                                2.            Terkilir atau keseleo adalah tertariknya ligamen sendi yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Keseleo ditandai timbulnya rasa sakit hebat yang disertai peradangan pada daerah sendi.
                                                3.            Ankilosis adalah keadaan ketika sendi tidak dapat digerakkan karena seolah-olah tulang sendi menyatu.
                                                4.            Artritis atau infeksi sendi adalah gangguan sendi yang ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan.

Artritis dapat di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu reumatoid, osteoartritis dan goutartritis.
1.      Reumatoid adalah penyakit kronis pada jaringan penghubung sendi. Pada jaringan ikat terasa sakit serta sendinya mengalami ankilosis.
2.      Osteoartritis adalah penyakit kemunduran sendi yang disebabkan oleh degenarasi serta menipisnya tulang rawang, sehingga merangsang terbentuknya tulang pada sendi.
3.      Gout artritis adalah gangguan gerak karena kegagalan metabolisme asam urat yang berlebihan yang akan diangkut oleh darah dan disimpan di dalam sendi kecil, seperti ruas jari-jari. Tanda sendi yang mengalami kelebihan asam urat ialah sendi yang membesar.

c). Gangguan pada otot
Beberapa gangguan pada otot antara lain:
1)      Atrofi adalah keadaan dimana otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Jaringan otot yang astrofi dapat mengalami penurunan ukurannya sampai 25%.
2)      Hipertrofi adalah keadaan otot menjadi lebih besar dankuat karena sering dilatih secara berlebih, misalnya para binaragawan dan atlet angkat berat.
3)      Kejang otot adalah gangguan ini terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang karena telah kehabisan energi.
4)      Kaku leher atau stiff adalah keadaan leher terasa kaku dan sakit jika digerakkan .
5)      Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh basil tetanus.
6)      Miastenia gravis adalah keadaan ketika otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan dan kadang-kadang menyebabkan kematian.
7)      Distrofi otot adalah penyakit otot kronis sejak anak-anak menurut dugaan penyakit ini diturunkan
8)      Hernia abdominalis adalah sobeknya otot dinding perut yang lemah yang mengakibatkan usus melorot ke bawah masuk ke rongga perut.

6.      Konsekuensi posisi tubuh yang tidak baik
Ada beberapa gangguan tulang yang disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak baik antara lain:
a)      Rakitis adalah penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur dalam osifikasi atau penulangan. Jadi kekurangan vitamin D mengakibatkan tulang keras.
b)      Mikrosefalus adalah gangguan pada pertumbuhan tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada masa pembentukan tulang tengkorak, masa bayi, sehingga kepala berukuran kecil tidak profesional.
c)      Osteoporosis adalah gangguan dengan gejala rapuh, kurang keras yang diakibatkan kekurangan hormon kelamin pria ataupun wanita.
d)     Kelainan lainnya antara lain karena penyakit TBC, tumor yang mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologis tulang, serta peradangan pada jaringan pengikat atau tendon.

7.      Pengkajian – Perencanaan Body alighment

1.      Pengkajian keperawatan
Terdapat beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam mengkaji masalah postur tubuh, di antaranya :
a)      Postur tubuh yang benar pada saat berbaring, duduk, dan berdiri
b)      Perubahan dalam tumbuh kembang, identifikasi adanya trauma, kerusakn otot atau saraf, dan kemngkinan factor yang menyebabkan postur tubuh yang buruk.

2.      Diagnosis keperawatan
a.       Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang  salah akibat pemakaian gips pada daerah ekstremitas.
b.      bangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur.
c.       Resiko cidera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang di sertai kelemahan otot.

3.      Perencanaan dan pelaksanaan keperawatan
a.       Pertahankan postur tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi tubuh yang tepat.
b.      Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih duduk, berdiri, atau tidur secara optimal.
c.       Kurangi cidera akibar postur tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari.
d.      Kurangi beban otot dengan cara meletakkan alat dekat dengan pasien dan bantu kegiatan yang menimbulkan beban berat.
e.       Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.

8.      Penatalaksanaan ganguan body alighment

a)      Membantu klien berdiri
Cara:
posisi berdiri dilakukan dengan cara menganjurkan pasien pada posisi berdiri.  Kepala tegak,dan mata menghadap lurus kedepan,dari belakang bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar.

b)      Membantu klien duduk
Pengertian   :
            Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien.
Tujuan   :
1.  Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
 2.  Mempertahankan kenyamanan
Prosedur Kerja  :
1.      Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2.      Tempatkan paien pada posisi telentang
3.      Singkirkan batal dari tempat tidur
4.      Perawat menghadap ketempat tidur
5.      Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih mendekat ke tempat tidur dibanding kaki yang lain
6.      Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien dibawah bahu, yang menypokong kepala, dan tulang belakang
7.      Tempatkan tangan yang lain dipermukan tempat tidur
8.      Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
9.      Dorong dengan arah beralawan tempat tidur dengan menggunakn lengan yang ditempatkan dipermukaan tempat tidur
10.  Turunkan tempat tidur
11.  Observasi posisi kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan
12.  Catat prosedur dan cuci tangan

c)      Mengatur posisi tidur
            Cara :
Letakkan pasien dengan posisi lateral, semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada.
Apabila dijumpai kelainan pada pasien maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.

d)     Mengatur posisi fowler


            Pengertian   :
            Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian       kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
            Tujuan :
1.      Mempertahankan kenyamanan.
2.      Memfasilitasi fungsi pernafasan.

Alat dan Bahan   :
Penopang/bantal

            Prosedur Kerja   :
1.      Cuci tangan
2.      Lakukan persiapan seperti disebut diatas
3.      Tinggikan kepala tempat tidur 45 -60 derajat
4.      Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal kecil
5.      Gunakan bamtal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak
6.      dapat mengontrol secara sadar atau tidak dapat menggunakan tangan dan lengan
7.      Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah
8.      Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah paha
9.      Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah pergelangan
10.  kaki
11.  Tempatkan papan kaki didasar telapak kaki pasien
12.  10.Turunkan tempat tidur
13.  11.Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik
14.  potensi tekanan
15.  12.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

e)      Mengatur posisi dorsal recumbent

                Pengertian   :
            Posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur.
            Tujuan :
1. Perawat daerah genatelia
2. Pemeriksaan genetalia
3. Posisi pada proses persalinan
            Alat dan bahan  :
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut
            Prosedur kerja   ;
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Cuci tangan
3.      Pasien dalam keadaan berbaring (telentang)
4.      Pakian bawah dibuka
5.      Tekuk lutut dan diregangakan
      6.      Pasang selimut untuk menutupi area genetali



f)       Posisi Sim
         

Pengertian :
            Pada posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan       :
1.      Memberikan kenyamanan
2.      Mlakukan Huknah
3.      Memberikan obat per anus (supositoria)
4.      Melakukan pemeriksaan daerah anus.
        
                        Alat dan bahan:
                                                Bantal
                   Prosedur kerja :
                                                                              1.            Cuci tangan.
                                                                              2.            Lakukan persiapan seperti di uraikan di atas.
                                                                              3.            Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
                                                                              4.            Tempatkan pasien dalam posisi telentang.
                                                                              5.            Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian pada abdomen.
                                                                              6.            Tempatkan bantal kecil di bawah kepala.
                                                                              7.            Tempatkan bantal di bawah lengan setinggi bahu, sokong lengan lain di atas tempat tidur.
                                                                              8.            Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang di fleksikan,yang menyokong tungkai setinggi panggul.
                                                                              9.            Tempatkan bantal pasien parallel dengan permukaan pelantar kaki.
                                                                          10.            Turunkan tempat tidur.
                                                                          11.            Observasi posisi kesejajaran tubuh,tinkat kenyamanan,dan titik potensi tekanan titik.
                                                                          12.            Cuci tangan setelah prsedur di lakukan
                                                                          13.            Catat prosedur.

g)      Posisi Trendelenburg

             
           
            Pengertian :
                        Posisi ini menempatkan pasien ditempat tidur dengan bagian bagian
                        kepala lebih rendah dari bagian kaki.
            Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak.

            Prosedur Kerja :
1.      Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2.      Cuci tangan
3.      Pasien dalam keadaan berbaring terlentang.
4.      Tempatkan bantal di atas kepala dan ujung tempat tidur.
5.      Tempatkan bantal di atas lipatan lutut.
6.      Tempatkan balok,penopang di bagian kaki tempat tidur.
7.      Atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
8.      Cuci tangan.

h)      Posisi Litotomi

              
Pengertian :
                        Pada posisi ini,pasien di tempatkan pada posisi telentang dengan
                        mengangkat kedua kaki dan ditarik keatas abdomen.
           
            Tujuan :
a)      Pemeriksaan alat genetalia.
b)      Proses persalinan.
c)      Pemasangan alat kontrasepsi.
            Alat dan Bahan :
                                                                      1.          Bantal
                                                                      2.          Tempat tidur khusus
                                                                      3.          selimut atau kain penutup.
            Prosedur kerja :
                                                                  1.            Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
                                                                  2.            Cuci tangan.
                                                                  3.            Pasien dalm keadaan berbaring(telentang)
                                                                  4.            Angkat kedua paha dan tarik keatas adoment.
                                                                  5.            Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha.
                                                                  6.            Letakkan bagian lutut atau kaki pada penyangga kaki di tempat tidur
                                                                  7.            khusus untuk posisi litotomi
                                                                  8.            Pasang selimut
                                                                  9.            Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
           
             i).  Posisi Genu pektoral(Knee Chest).

Pengertian :
            Pada posisi genu pectoral pasien menungging dengan kedua kaki di            tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
            Tujuan :
Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.
            Alat dan Bahan :
                                                                  1.            Tempat tidur
                                                                  2.            Selimut.
                        Prosedur Kerja :
                                                                  1.            Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
                                                                  2.            Cuci tangan.
                                                                  3.            Minta pasien untuk mengamil posisi menungging dengan kedua kaki
                                                                  4.            ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur.
                                                                  5.            Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
                                                                  6.            Cuci tangn setelah prosedur dilakukan 
.  

  D.    Kesimpulan  
Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan  bagian tubuh lain. Gravitasi merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai alat gerak, rangka dan otot sering mengalami gangguan tulang dan otot di dalam tubuh kita sering menanggung beban yang terlalu berat sehingga mengalami gangguan atau kelainan. Perubahan dalam postur: Sekoliosis, Kifosis, Lordosis. Konsekuensi posisi tubuh yang tidak baik: Rakitis, Mikrosefalus, Osteoporosi.
  
E.   Saran
Seluruh anggota tubuh kita sangat penting, jadi sayangilah bagian-bagiannya baik dari dalam maupun dari luar agar hidup lebih berarti dan selalu sehat.


DAFTAR PUSTAKA

-          Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal.jakarta :salemba medika
-          Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC.
-          Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar