BODY ALIGHMENT
Oleh
Adi Saputra, S.Kep.,M.Kes
Adi Saputra, S.Kep.,M.Kes
Dosen Pengajar Ilmu Dasar Keperawatan II
STIK
Siti Khadijah Palembang
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Manusia dapat bergerak berpindah tempat sesuai keinginannya. Gerak bebas
tersebut terjadi sebagia hasil kerja sama antara dua sistem organ, yaitu
kerangka atau rangka dan otot. Rangka yang tersusun atas tulang-tulang dapat
bergerak karena di gerakkan otot. Jadi sebenarnya rangka tidak mempunyai
kemampuan untuk menggerakkan dirinya. Oleh sebab itu, rangka disebut alat gerak
pasif.
Otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi atau memendek dan berlelaksasi
atau mengendur. Jika otot memendek akan dihasilkan tenaga dan terjadilah
gerakan organ-organ yang dilekati atau pun organ disekitarnya kearah tertentu.
Bila otot mengendur maka organ-organ akan bergerak kearah yang berlawanan.
Berdasarkan ini maka otot disebut alat gerak aktif.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini di haparkan
mahasiswa mampu:
1. Mengetahui
konsep body elignment
2. Mengetahui
prinsip gravitasi dalam body elignment
3. Menganalisi
Refleks postural dan kelompok otot”opposing”.
4. Mengetahui
perubahan postur tubuh
5. Mengetahui
perubahan struktur anatomi
6. Mengetahui
konsekuensi posisi tubuh yang tidak baik
7. Menganalisis
pengkajian-perencanaan body alighment
8. Mengetahui
penatalaksanaan gangguan body alighment
A.
Postur (Body
Alignment)
1. Konsep Body
Alignment
Postur tubuh merupakan susunan
geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan
dengan bagian tubuh lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen,
dan otot. Apabila ke empat bagian tersebut digunakan
dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi
duduk, berdiri, dan berbaring yang benar.
Postur tubuh yang baik dapat
meningkat fungsi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energi yang digunakan, mempertahankan keseimbangan,
mengurangi kecelakaan, memperluas
ekspansi paru, dan meningkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar,
terdapat beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan, diantaranya :
a)
Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi
(line gravity garis imaginer vertikal) melewati pusat gravitasi (center of
gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base
of support-posisi menyangga atau menopang tubuh).
b)
Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat
gravitasi lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
c)
Jika gravitasi berada diluar pusat dasar tumpuan,
energi akan lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan.
d)
Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur
yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan otot.
e)
Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak
nyamanan otot.
f)
Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah
kekakuan otot dan ligamen.
g)
Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu
mempertahankan otot dan mencegah kelelahan.
h)
Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat
mencegah kelelahan.
i)
Membagai keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan
kaki untuk mencegah beban belakang.
j)
Postur yang buruk dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.
2. Prinsip
gravitasi
Gravitasi merupakan prinsip yang
pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar,
yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Terdapat
tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
b)
Garis gravitasi (line of gravity) merupakan garis
imaginer vertikal melalui pusat gravitasi.
c)
Dasar dari tumpuan (base of support) merupakan dasar
tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
3. Reflek
postural kelompok otot “opposing”
Dalam menghasilkan suatu gerak,
suatu otot tidak bekerja sendirian, tetapi selalu berpasangan dengan otot lain.
Bila suatu otot berkontraksi, akan menggerakkan tulang yang dilekatinya kesuatu
arah tertentu, sedangkan otot yang lain, yang merupakan pasangannya akan
menggerakkan kearah lain yang berlawanan. Dua otot yang menggerakkan tulang
kearah yang berlawanan disebut otot antagonis.
- Ekstensi, lawannya fleksi. Ekstensi adalah gerak meluruskan , sedangkan fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Misalnya gerak pada siku.
- Abduksi atau gerakan menjauhi badan, lawannya adduksi atau gerakan mendekati badan.
- Depresi gerak menurunkan, lawannya elevasi atau gerak mengangkat.
- Supinasi atau gerak menengadahkan tangan, lawannya pronasi atau gerakan menelungkupkan tangan.
Semua gerak yang terjadi dalam tubuh
vertebrata tidak terlepas dari aktivitas otot yaitu otot lurik, otot polos,
otot jantung.
a.
Otot lurik
Otot lurik karena dibawah mikroskop
tampak susunannya berupa serabut-serabut panjang yang mengandung banyak inti
sel dan tampak adanya bagian yang terang diselingi bagian gelap yang melintang.
Oleh sebab itu, juga disebut sebagai otot seran lintang, otot ini umumnya
melekat pada rangka maka sering disebut otot rangka. Otot rangka atau otot
lurik bekerja dibawah kendali saraf sadar, oleh sebab itu sering disebut juga
otot sadar.
Di bawah mikroskop, jaringan otot
polos tidak menunjukkan adanya bagian terang berseling gelap seperti pada otot
rangka. Sel-selnya berbentuk gelemdong dan hanya mempunyai sebuah inti sel yang
terletak di tengah-tengahnya.
Karakteristik otot polos adalah:
1. Otot polos ditemukan pada alat-alat dalam dan kulit,
dan tidak ditemukan pada rangka2. Reaksinya lembat tetapi geraknya berurutan
3. Mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak cepat mengalami kelelahan
4. Geraknya dibawah pengaruh saraf taksadar atau saraf otonom
Otot
polos ditemukan pada saluran alat-alat dalam, seperti saluran pencernaan,
saluran pernafasan, pemubuluh darah, dan getah bening. Fungsinya adalah jika
seluruhnya bekrontraksi akan menggerakkan benda yan gerdapat didalam pembuluh
atau sauran tersebut.
c.
Otot jantung
Otot jantung atau miokardium hanya
dijumpai pada dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, tetapi
memiliki percabangan yang disebut sinsitium. Kerja otot jantung dikendalikan
oleh saraf tak sadar atau saraf otonom.
Kerja otot jantung ini erat
kaitannya dengan fungsi jantung sebagai alat pemompa darah. Jika otot jantung
berkontraksi, ruangan jantung akan menyempit dan tekanannya akan meningkat.
Kontraksi otot jantung akan menimbulkan denyut jantaung. Pada orang dewasa
normal, jantungnya akan berdenyut sebanyak 72 kali setiap menintnya. Untuk
berkontraksi, diperlukan cukup persediaan oksigen. Apabila otot jantung kekurangan
oksigen selama 30 detik, kontraksi otot jantung akan berhenti. Kebututhan
oksigen otot jantung dipenuhi oleh nadi tajuk atau aeteria koronia.
4. Perubahan
dalam postur
Kelainan
pada ruas tulang belakang ada beberapa macam:
a)
Sekoliosis, jika tulang belakang melengkung kearah
samping atau lateral sehingga badan tampak melengkung kekiri atau kekanan,
b)
Kifosis, jika terjadi perubahan kelekungan ruas tulang
belakang pada daerah punggung sehingga penderitanya tampak bengkong.
c)
Lordosis, jika ruas tulang belakang melengkung
didaerah lumbal atau pinggang sehingga pada posisi tubuh tegak, kepala seperti
tertarik kebelakang.
5. Perubahan
struktur anatomi
a). Gangguan tulang
Meliputi beberapa gangguan
diantaranya adalah retak atau patah tulang (fraktura) dan pertumbuhan tulang
kaki yang mengalami hambatan sebelum lahir. Gejala patah tulang yang nyata
adalah timbulnya rasa sakit yang hebat pada daerah tulang yang retak, terjadi
pembekakan dan kadang-kadang pendarahan. Pada tulang anak yang masih dalam masa
pertumbuhan, tulang yang retak dapat menyatu kembali seperti semula disebut
reduksi.
Fraktura dapat dibedakan sebagai
berikut:
1.
Fraktura sederhana, jika tulang yang meretak tidak
sampai melukai organ lain disekitarnya, misalnya organ otot.
2.
Fraktur kompleks atau fraktura majemuk, jika tulang
yang patah menyebabkan otot dan kulit terluka, kadang kala tulang mencuat
keluar kulit.
3.
Greenstick atau tulang tak lengkap, jika tulang hanya
retak sebagian dan tulangnya tak sampai pisah.
4.
Comminuted atau remuk, jika tulang retak menjadi beberapa
bagian tetapi masih tetap tertahan di dalam otot.
Gangguan pada bagian ini ada empat
macam antara lain:
1.
Dislokasi adalah sobek atau tertariknya legamin
sehingga terjadi pergeseran kedudukan sendi.
2.
Terkilir atau keseleo adalah tertariknya ligamen sendi
yang disebabkan oleh gerakan yang tiba-tiba atau tidak biasa dilakukan. Keseleo
ditandai timbulnya rasa sakit hebat yang disertai peradangan pada daerah sendi.
3.
Ankilosis adalah keadaan ketika sendi tidak dapat
digerakkan karena seolah-olah tulang sendi menyatu.
4.
Artritis atau infeksi sendi adalah gangguan sendi yang
ditandai terjadinya peradangan sendi yang disertai timbulnya rasa sakit dan
kadang-kadang tulang sendi mengalami perubahan.
Artritis dapat di bedakan menjadi
beberapa jenis yaitu reumatoid, osteoartritis dan goutartritis.
1.
Reumatoid adalah penyakit kronis pada jaringan
penghubung sendi. Pada jaringan ikat terasa sakit serta sendinya mengalami
ankilosis.
2.
Osteoartritis adalah penyakit kemunduran sendi yang
disebabkan oleh degenarasi serta menipisnya tulang rawang, sehingga merangsang terbentuknya
tulang pada sendi.
3.
Gout artritis adalah gangguan gerak karena kegagalan
metabolisme asam urat yang berlebihan yang akan diangkut oleh darah dan
disimpan di dalam sendi kecil, seperti ruas jari-jari. Tanda sendi yang
mengalami kelebihan asam urat ialah sendi yang membesar.
c). Gangguan pada otot
Beberapa gangguan pada otot antara
lain:
1)
Atrofi adalah keadaan dimana otot mengecil sehingga
menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Jaringan otot yang astrofi dapat
mengalami penurunan ukurannya sampai 25%.
2)
Hipertrofi adalah keadaan otot menjadi lebih besar
dankuat karena sering dilatih secara berlebih, misalnya para binaragawan dan
atlet angkat berat.
3)
Kejang otot adalah gangguan ini terjadi karena
melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi
melakukan kontraksi alias kejang karena telah kehabisan energi.
4)
Kaku leher atau stiff adalah keadaan leher terasa kaku
dan sakit jika digerakkan .
5)
Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin
yang dihasilkan oleh basil tetanus.
6)
Miastenia gravis adalah keadaan ketika otot
berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan dan kadang-kadang
menyebabkan kematian.
7)
Distrofi otot adalah penyakit otot kronis sejak
anak-anak menurut dugaan penyakit ini diturunkan
8)
Hernia abdominalis adalah sobeknya otot dinding perut
yang lemah yang mengakibatkan usus melorot ke bawah masuk ke rongga perut.
6. Konsekuensi
posisi tubuh yang tidak baik
Ada beberapa gangguan tulang yang
disebabkan oleh posisi tubuh yang tidak baik antara lain:
a)
Rakitis adalah penyakit tulang karena kekurangan
vitamin D. Vitamin ini berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur dalam
osifikasi atau penulangan. Jadi kekurangan vitamin D mengakibatkan tulang
keras.
b)
Mikrosefalus adalah gangguan pada pertumbuhan tulang
tengkorak karena kekurangan zat kapur pada masa pembentukan tulang tengkorak,
masa bayi, sehingga kepala berukuran kecil tidak profesional.
c)
Osteoporosis adalah gangguan dengan gejala rapuh,
kurang keras yang diakibatkan kekurangan hormon kelamin pria ataupun wanita.
d)
Kelainan lainnya antara lain karena penyakit TBC,
tumor yang mempengaruhi tekanan fisik dan fisiologis tulang, serta peradangan
pada jaringan pengikat atau tendon.
7. Pengkajian –
Perencanaan Body alighment
1. Pengkajian
keperawatan
Terdapat beberapa hal yang perlu di
perhatikan dalam mengkaji masalah postur tubuh, di antaranya :
a)
Postur tubuh yang benar pada saat berbaring, duduk,
dan berdiri
b)
Perubahan dalam tumbuh kembang, identifikasi adanya
trauma, kerusakn otot atau saraf, dan kemngkinan factor yang menyebabkan postur
tubuh yang buruk.
2. Diagnosis
keperawatan
a.
Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri,
dan berbaring yang salah akibat
pemakaian gips pada daerah ekstremitas.
b.
bangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot
lutut akibat kontraktur.
c.
Resiko cidera berhubungan dengan gangguan keseimbangan
yang di sertai kelemahan otot.
3. Perencanaan
dan pelaksanaan keperawatan
a.
Pertahankan postur tubuh yang tepat dengan pengaturan
posisi tubuh yang tepat.
b.
Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan
melatih duduk, berdiri, atau tidur secara optimal.
c.
Kurangi cidera akibar postur tubuh yang tidak tepat
dengan membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari.
d.
Kurangi beban otot dengan cara meletakkan alat dekat
dengan pasien dan bantu kegiatan yang menimbulkan beban berat.
e.
Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.
8. Penatalaksanaan
ganguan body alighment
a) Membantu
klien berdiri
Cara:
posisi berdiri dilakukan dengan cara
menganjurkan pasien pada posisi berdiri. Kepala tegak,dan mata menghadap
lurus kedepan,dari belakang bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar.
b) Membantu klien
duduk
Pengertian :
Tindakan
ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan mobilitas pasien.
Tujuan :
1. Mempertahankan toleransi
terhadap aktifitas
2. Mempertahankan
kenyamanan
Prosedur Kerja :
1.
Cuci tangan sebelum tindakan dilakukan
2.
Tempatkan paien pada posisi telentang
3.
Singkirkan batal dari tempat tidur
4.
Perawat menghadap ketempat tidur
5.
Tempatkan kaki meregang dengan satu kaki lebih
mendekat ke tempat tidur dibanding kaki yang lain
6.
Tempatkan tangan yang lebih dekat ke pasien dibawah bahu,
yang menypokong kepala, dan tulang belakang
7.
Tempatkan tangan yang lain dipermukan tempat tidur
8.
Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat
badan anda dari kaki depan ke kaki belakang
9.
Dorong dengan arah beralawan tempat tidur dengan
menggunakn lengan yang ditempatkan dipermukaan tempat tidur
10. Turunkan
tempat tidur
11. Observasi
posisi kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan
12. Catat
prosedur dan cuci tangan
c) Mengatur
posisi tidur
Cara
:
Letakkan pasien dengan posisi
lateral, semua bantal dan penyokong posisi dipindahkan dari tempat tidur,
kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang cukup dan vertebra harus lurus dengan
alas yang ada.
Apabila dijumpai kelainan pada
pasien maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta adanya kelemahan.
d) Mengatur
posisi fowler
Pengertian
:
Posisi
fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan.
Tujuan
:
1. Mempertahankan
kenyamanan.
2. Memfasilitasi
fungsi pernafasan.
Alat dan Bahan :
Penopang/bantal
Prosedur
Kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Lakukan persiapan seperti disebut diatas
3.
Tinggikan kepala tempat tidur 45 -60 derajat
4.
Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal kecil
5.
Gunakan bamtal untuk menyokong lengan dan tangan bila
pasien tidak
6.
dapat mengontrol secara sadar atau tidak dapat
menggunakan tangan dan lengan
7.
Tempatkan bantal tipis dipunggung bawah
8.
Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah
paha
9.
Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah
pergelangan
10. kaki
11. Tempatkan
papan kaki didasar telapak kaki pasien
12. 10.Turunkan
tempat tidur
13. 11.Observasi
posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan, dan titik
14. potensi
tekanan
15. 12.Cuci
tangan setelah prosedur dilakukan.
Pengertian
:
Posisi
ini, pasien ditempatkan pada posisi terlentang dengan kedua lutut fleksi diatas tempat tidur.
Tujuan
:
1. Perawat daerah genatelia
2. Pemeriksaan genetalia
3. Posisi pada proses persalinan
Alat
dan bahan :
1. Bantal
2. Tempat tidur khusus
3. Selimut
Prosedur
kerja ;
1. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam
keadaan berbaring (telentang)
4. Pakian bawah
dibuka
5. Tekuk lutut
dan diregangakan
6.
Pasang
selimut untuk menutupi area genetali
f)
Posisi Sim
Pengertian :
Pada
posisi ini pasien berbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan
:
1. Memberikan
kenyamanan
2. Mlakukan
Huknah
3. Memberikan
obat per anus (supositoria)
4. Melakukan
pemeriksaan daerah anus.
Alat dan bahan:
Bantal
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan.
2.
Lakukan persiapan seperti di uraikan di atas.
3.
Tempatkan kepala datar di tempat tidur.
4.
Tempatkan pasien dalam posisi telentang.
5.
Posisikan pasien dalam posisi miring yang sebagian
pada abdomen.
6.
Tempatkan bantal kecil di bawah kepala.
7.
Tempatkan bantal di bawah lengan setinggi bahu, sokong
lengan lain di atas tempat tidur.
8.
Tempatkan bantal di bawah tungkai atas yang di
fleksikan,yang menyokong tungkai setinggi panggul.
9.
Tempatkan bantal pasien parallel dengan permukaan
pelantar kaki.
10.
Turunkan tempat tidur.
11.
Observasi posisi kesejajaran tubuh,tinkat
kenyamanan,dan titik potensi tekanan titik.
13.
Catat prosedur.
g) Posisi
Trendelenburg
Pengertian :
Posisi ini
menempatkan pasien ditempat tidur dengan bagian bagian
kepala lebih
rendah dari bagian kaki.
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak.
Prosedur Kerja :
1. Jelaskan
prosedur yang akan di lakukan.
2. Cuci tangan
3. Pasien dalam
keadaan berbaring terlentang.
4. Tempatkan
bantal di atas kepala dan ujung tempat tidur.
5. Tempatkan
bantal di atas lipatan lutut.
6. Tempatkan
balok,penopang di bagian kaki tempat tidur.
7. Atur tempat
tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.
8. Cuci tangan.
h) Posisi
Litotomi
Pada posisi
ini,pasien di tempatkan pada posisi telentang dengan
mengangkat
kedua kaki dan ditarik keatas abdomen.
Tujuan :
a)
Pemeriksaan alat genetalia.
b) Proses
persalinan.
c) Pemasangan
alat kontrasepsi.
Alat dan Bahan :
1.
Bantal
2.
Tempat tidur khusus
3.
selimut atau kain penutup.
Prosedur kerja :
1.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.
Cuci tangan.
3.
Pasien dalm keadaan berbaring(telentang)
4.
Angkat kedua paha dan tarik keatas adoment.
5.
Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap
paha.
6.
Letakkan bagian lutut atau kaki pada penyangga kaki di
tempat tidur
7.
khusus untuk posisi litotomi
8.
Pasang selimut
9.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
i). Posisi Genu pektoral(Knee Chest).
Pengertian :
Pada
posisi genu pectoral pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian
alas tempat tidur.
Tujuan :
Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.
Alat dan Bahan :
1.
Tempat tidur
2.
Selimut.
Prosedur Kerja :
1.
Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2.
Cuci tangan.
3.
Minta pasien untuk mengamil posisi menungging dengan
kedua kaki
4.
ditekuk dan dada menempel pada matras tempat tidur.
5.
Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.
6.
Cuci tangn setelah prosedur dilakukan
.
D. Kesimpulan
Postur tubuh merupakan susunan geometris dari bagian-bagian
tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain. Gravitasi merupakan
prinsip yang pertama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh
dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai alat gerak, rangka
dan otot sering mengalami gangguan tulang dan otot di dalam tubuh kita sering
menanggung beban yang terlalu berat sehingga mengalami gangguan atau kelainan.
Perubahan dalam postur: Sekoliosis, Kifosis, Lordosis. Konsekuensi posisi tubuh
yang tidak baik: Rakitis, Mikrosefalus, Osteoporosi.
E. Saran
Seluruh
anggota tubuh kita sangat penting, jadi sayangilah bagian-bagiannya baik dari
dalam maupun dari luar agar hidup lebih berarti dan selalu sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
- Nurma ningsih,Lukman.2009.asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal.jakarta
:salemba medika
- Potter, Perry.2006.Konsep Proses dan
praktik, Fundamental Keperawatan, vol. 2, edisi 4. Penerbit buku kedokteran
EGC.
-
Perry,A,G.&
Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku
kedokteran.Jakarta:EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar