PEMENUHAN
KEBUTUHAN SEKSUALITAS
Oleh :
Adi Saputra,
S.Kep, M.Kes
Dosen Pengajar
Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan
II
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan
baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan.
Sebelum beranjak jauh kepokok pembahasan PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS harus kita
pahami bersama bahwa seksulias termasuk kedalam Kebutuhan Dasar Manusia KDM.
oleh karena itu ketika terjadi permasalan dalam seksualitas maka harus dipenuhi
karena seksualitas merupakan Kebutuhan Dasar bagi manusia.
Tidak lepas dari peranan perawat yaitu membantu
memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia, oleh karena itu di STIK Siti Khadijah ada
mata kuliah khusus yaitu kuliah KDM dan cara memenuhi KDM yang tidak terpenuhi.
Teori
Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow
Teori Hierarki kebutuhan
yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki
lima kebutuhan dasar, yaitu :
1. Kebutuhan
Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara lain ;
pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi
(makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh,
serta seksual.
2. Kebutuhan
rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan
psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap
tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll.
Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman
baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
3. Kebutuhan
rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima
kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.
4. Kebutuhan
akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari
orang lain.
5. Kebutuhan
aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang
berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta
mencapai potensi diri sepenuhnya.
Pemenuhan
Kebutuhan Seksualitas sebagai Kebutuhan Dasar Manusia
Sejak manusia
dilahirkan hingga menjadi manusia dewasa, manusia memiliki dorongan yang
dinamakan libido. Libido merupakan dorongan seksual yang sudah ada pada
manusia sejak lahir. Libido pada anak berbeda dengan libido pada orang tua.
Kepuasan seks pada anak, pencapaiannya tidak selalu melalui alat kelaminnya,
melainkan melalui daerah-daerah lain yaitu mulut dan anus.
Istilah “seks” secara
etimologis, berasal dari bahasa Latin “sexus” kemudian diturunkan
menjadi bahasa Perancis Kuno “sexe”. Istilah ini merupakan teks bahasa
Inggris pertengahan yang bisa dilacak pada periode 1150-1500 M. “Seks” secara
leksikal bisa berkedudukan sebagai kata benda (noun), kata sifat (adjective),
maupun kata kerja transitif (verb of transitive):
Secara terminologis seks
adalah nafsu syahwat, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup yang biasanya
disebut dengan insting/ naluri yang dimiliki oleh setiap manusia,
baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna
meneruskan kelanjutan keturunan manusia.
Menurut Ali Akbar, bahwa
nafsu syahwat ini telah ada sejak manusia lahir dan dia mulai menghayati
sewaktu dia menemukan kedua bibirnya dengan puting buah dada ibunya, untuk
menyusui karena lapar. Ia menikmati rasa senang yang bukan rasa kenyang. Dan
inilah rasa seks pertama yang dialami manusia.
- Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu secara pribadi yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut
- Seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan seperti: sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta”.
Seksualitas merupakan
suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks. Dalam
pengertian ini, ada 2 aspek (segi) dari seksualitas, yaitu seks dalam arti sempit
dan seks dalam arti luas. Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang
mana dalam pengertian kelamin ini, antara lain:
- Alat kelamin itu sendiri
- Anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang membedakan antara laki-laki dan perempuan
- Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat-alat kelamin
Segi lain dari seksualitas
adalah seks dalam arti yang luas, yaitu segala hal yang terjadi sebagai akibat
(konsekwensi) dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain:
- Pembedaan tingkah laku; kasar, genit, lembut dan lain-lain.
- Perbedaan atribut; pakaian, nama.
- Perbedaan peran dan pekerjaan.
- Hubungan antara pria dan wanita; tata krama pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan dan lain-lain.
Tinjauan seksual dari beberapa aspek
- Aspek biologis
Pandangan
anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, kemampuan organ seks dan adanya
hormonal serta sistem syaraf yg berfungsi atau berhubungan dgn kebutuhan
seksual
- Aspek psikologis
Pandangan terhadap
identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran
identitasnya serta memandang gambaran seksual
- Aspek sosial budaya
Merupakan
pandangan budaya atau keyakinan yg berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan
seksual serta perilakunya di masyarakat
Perkembangan Seksualitas
MASA PRANATAL DAN BAYI
- Komponen fisik/biologis : sudah berkembang, Mampu merespon rangsang, misal : ereksi, pelumas vagina (saat mandi merasakan adanya perasaan senang) Terfokus pada pembelajaran normal dan membentuk rasa diri
- Komponen psikososial :
- Bayi : fokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan, nutrisi
- Berkembang rasa percaya
- Respon terhadap interaksi figur orang tua
- Mulai belajar jenis kelamin
Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud) :
Tahap oral
- Umur 0-1 tahun
- Kepuasan dicapai dgn menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara
- Misal : menetek, menghisap jari
- Masalah : menyapih dan makan
Tahap anal
- Terjadi umur 1-3 thn
- Kepuasan terjadi saat pengeluaran feses
- kadang-kadang mencoba memasukan kembali atau menahan feses, sering menjadikan feses sebagai mainan.
- Dapat dilatih kebersihan
MASA KANAK-KANAK
- Dibagi dalam masa todler, prasekolah dan sekolah
- Biologis: struktur anatomi dan fisiologi terus berkembang
- Psikososial : mulai mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan
- Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua
Perkembangan psikoseksual :
Tahap oedipal/phalik
- Terjadi usia 3-5 thn
- Kepuasan anak terletak pada rangsang otoerotis : meraba, nikmat pada beberapa daerah
- Mengidentifikasi jenis kelamin
- berperan sesuai jenis kelamin
- Pada anak laki-laki dekat dengan ibu, bangga terhadap penisnya
- Pada anak perempuan dekat dengan ayah karena ayah suka mengagumi kecantikannya dan senang bermain dengannya
- Menyukai lain jenis (laki-laki dekat dgn ibu, perempuan dekat dgn ayah)
Tahap laten
- Terjadi pada umur 5-12 thn
- Suka berinteraksi dgn kelompok/sebaya
- Dorongan libido mereda
- Banyak bertanya masalah seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi
- Mulai memasuki masa pubertas
MASA PUBERTAS
- Biologis: terjadi kematangan fisik (pubertas) dan kematangan psikososial (remaja)
- Perubahan fisik :
Laki-laki : TB, BB, perkembangan otot, bulu,
ukuran penis
Perempuan : TB,
BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi
Psikososial :
perubahan body image, perhatian besar pada perubahan fungsi tubuh, belajar perilaku pada kondisi sosial baru,
konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti)
Perkembangan Psikoseksual Tahap genital :
Terjadi > 12 thn
Berespon thd sensasi
menyenangkan / permainan erotis (fantasi, masturbasi)
MASA DEWASA MUDA DAN PERTENGAHAN UMUR
- Biologis :
umur 18-30
thn kematangan anatomi dan fisiologi, BB, TB dan kondisi tubuh. Perkembangan
ciri seks sekunder mencapai puncak Pertengahan umur : terjadi perubahan hormon
Wanita: penurunan estrogen, pengecilan payudara, cairan vagina berkurang Pria :
menurunnya reaksi ereksi, penurunan ukuran penis, penurunan produksi semen
- Psikososial :
- Intim dengan lawan jenis, menikah, melahirkan, punya anak menyebabkan terjadinya perubahan peran Interaksi seksual : kominikasi terbuka tentang seks dengan partner, pengetahuan yg baik tentang diri dan kemampuannya serta tentang partnernya
MASA DEWASA TUA
- Biologis :
- Perempuan : atropi vagina, jaringan payudara, cairan vagina menurun, intensitas orgasme menurun
- Laki-laki : menurunnya produksi sperma, intensitas orgasme menurun, terlambat mencapai ereksi, pembesaran kelenjar prostat
- Psikososial :
- Masalah yg mempengaruhi perkembangan seksualitas:
- penyesuaian terhadap perubahan body image
- penyesuaian terhadap perubahan dlm keluarga, status perkawinan, pensiun, perubahan fungsi tubuh, menurunnya mobilitas
- Bila pada masa dewasa tua dan lansia seseorang tidak mampu berespon positif terhadap perubahan maka orang tersebut dapat merasakan penurunan harga diri (HDR) dan kemudian menyebabkan isolasi sosial
Perilaku peran jenis kelamin
- Mulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup
- Dipengaruhi oleh struktur fisik, perasaan internal tentang laki-laki/perempuan, nilai keluarga, nilai budaya
- Peran laki-laki dewasa (perilaku yg menyertai):
- pencari nafkah, ayah, olahragawan, mencintai lawan jenis, bercelana panjang, fisik kuat, ekspresi perasaan terkontrol
- Perempuan diharapkan : ekspresi emosi lembut
Orientasi seksual
- Orientasi seksual merupakan preferensi yang jelas, persisten, dan erotik seseorang untuk jenis kelaminnya atau orang lain. Dengan kata lain orientasi seksual adalah keteratarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain
- Orientasi seksual memiliki rentang dari Homoseksual murni sampai dengan Heteroseksual murni termasuk didalamnya Biseksual
- Homoseksual : mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis
Variasi dalam ekspresi seksual
- Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jender nya berlawanan dengan sex biologisnya Seseorang merasa terperangkap dengan tubuhnya yang tidak sesuai dengan perasaan seksualnya (’disforia jender’.)
- Transvetit biasanya adalah pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini bersifat sangat pribadi bahkan bagi orang yang terdekat sekalipun.
Karakteristik kesehatan seksual
- Mengekspresikan perubahan tubuh secara positif
- Mempunyai pengertian tentang seksualitas
- Keserasian pengertian antara biologic sex, gender identity dan gender behaviour
- Perilaku sesuai dengan konsep diri
- Menyadari perasaan dan seksualnya
- Berespon secara fisik dan mental bagi diri dan partner
- Merasa mampu untuk tetap bahagia dan menghasilkan keturunan
PENYIMPANGAN SEKSUAL
- Transeksualisme :
- Bentuk penyimpangan seks ditandai perasaan tdk suka dgn alat kelaminnya, ada keinginan berganti kelamin
- Pedofilia :
- Kepuasan seks dgn objek anak-anak di bawah usia pubertas (ditandai dgn fantasi)
- Dapat disebabkan skizophrenia, sadisme organik, gangguan kepribadian organik
- Eksibisionisme :
- Kepuasan seksual dicapai dgn mempertontonkan alat kelamin di muka umum. Dilakukan mendadak di depan orang yg tidak dikenal namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seks
- Fetisisme
- Kepuasan seksual dicapai dgn menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stoking. Disfungsi ini dapat terjadi karena eksperimen seksual yg normal dan bedah pergantian kelamin
- Transvestisme
- Kepuasan seksual dicapai dgn memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yg berlawanan, misalnya pria senang menggunakan pakaian dalam wanita
- Voyerisme/skopofolia
- Kepuasan seksual dicapai dgn melihat alat kelamin org lain atau aktivitas seks yag dilakukan orang lain
- Masokisme
- Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik maupun psikologis
- Sadisme
- Kebalikan masokisme, kepuasan seks didapat dgn menyakiti objeknya baik fisik maupun psikologis. Dpt disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yg salah
- Homoseksual atau lesbianisme
Penyimpangan seksual
ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seks didapat dengan berhubungan
dgn orang dgn jenis kelamin sama
- Zoofilia
- Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek binatang
- Sodomi
- Kepuasan seks dicapai dgn hubungan melalui anus
- Nekrofilia
- Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek mayat
- Koprofilia
- Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek feses
- Urolagnia
- Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek urine yg diminum
- Oral seks/kunilingus
- Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
- Felaksio
- Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pd kelamin laki-laki
- Froterisme/friksionisme
- Kepuasan seks dicapai dgn menggosokkan penis pd pantat wanita atau badan yg berpakaian ditempat yg penuh sesak manusia
- Goronto
- Kepuasan seks dicapai melalui dgn lansia
- Frottage
- Kepuasan seks dicapai dgn cara meraba org yg disenangi tanpa diketahui lawan jenis
- Pornografi
- Gambar/tulisan yg dibuat scr khusus utk memberi rangsangan seksual
BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL AKIBAT DORONGAN SEKSUAL ABNORMAL
Prostitusi
- Pola dorongan seks tidak wajar
- Tidak terintegrasi dlm kepribadian
- Relasi bersifat impersonal tanpa ada afeksi
- Emosi berlangsung cepat
- Tidak ada orgasme pada wanita
- Dpt terjadi pada laki-laki maupun wanita
- Pada laki-laki disebabkan karena keinginan mencari variasi dlm seks, iseng dan ingin menyalurkan kebutuhan seks, ekonomi.
- Pada wanita dpt disebabkan karena faktor ekonomi, disorganisasi kehidupan keluarga, nafsu seks abnormal
Perzinahan
- Relasi seks laki-laki dan wanita yg bukan pasangan suami-istri
- Pada wanita terjadi bila relasi afeksional atau emosional yg sangat kuat
- Pada pria biasanya karena rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan nafsu sesaat
Frigiditas
- Ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama
- Ditandai berkurang atau tidak adanya ketertarikan pd hubungan seks atau tdk mampu menghayati orgasme dlm koitus
- Disebabkan karena kelainan dlm rahim atua vagina, hub yg tdk baik dgn suami, cemas, bersalah, atau takut
Impotensi
- Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan utk mencapai dan mempertahankan ereksi
- Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yg salah
Impotensi
- Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan utk mencapai dan mempertahankan ereksi
- Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yg salah
- Kejang berupa penegangan atau pengerasan yg sangat menyakitkan pd vagina atau kontraksi yg sangat kuat shg penis terjepit
- Dapat terjadi karena kelainan organ dan psikologis (rasa takut)
- Timbulnya kesulitan dlm melakukan senggama atau rasa sakit saat koitus
- Dapat terjadi saat sperma keluar, atau kurang cairan vagina
- Kegagalan mencapai klimaks selama bersenggama
- Bersifat psikis
- Ditandai dgn pengeluaran sperma, tanpa ada puncak kepuasan
- Karena faktor psikis atau organik seperti ketidakmampuan penetrasi utk memberi rangsang atau vagina longgar
Kesukaran
koitus pertama
- Terjadi kesulitan dlm melakukan koitus pertama
- Dapat karena kurang pengetahuan diantara pasangan, ada ketakutan, rasa cemas dlm berhubungan seks, dll
SIKLUS
RESPON SEKSUALTAHAP SUKACITA (excitement)
- Tahap awal dlm merespon seks
- Wanita : byk lendir vagina, dinding vagina menebal, sensitivitas klitoris meningkat, putting menegang, ukuran payudara meningkat
- Pria : ereksi penis, penebalan dan elevasi skrotum
- Wanita : mengalami retraksi di bawah klitoris, byk lendir vagina dan labia mayora, elevasi serviks dan uterus, meningkatnya otot pernafasan
- Laki-laki : meningkatnya ukuran gland penis, tekanan otot pernafasan
TAHAP
ORGASME (PUNCAK)
Wanita :- Vasocongestion (payudara dan vagina menjadi lebih besar, tubuh hangat atau panas, perubahan warna payudara dan alat kelamin.
- Myotonia (kontraksi uterus, rektal, spincter uretra dan otot2 lain yg tdk disengaja) hiperventilasi dan peningkatan nadi
- relaksasi spinchter kandung kencing, hiperventilasi, meningkatnya denyut nadi, ejakulasi
TAHAP RESOLUSI (PEREDAAN)
- Wanita : relaksasi dinding vagina, perubahan warna labia mayora, pernafasan, nadi, tekanan darah, otot2
- Pria : menurunnya pernafasan, denyut nadi, penis melemas
- Pada tahap resolusi pria mengalami periode refraktori bila dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
- Pada wanita tidak mengalami periode refraktori sehingga mampu orgasme kembali
- Berikut ini adalah tiga contoh impuls seksual wanita
- Contoh 1 orgasme berganda
- contoh 2 gairah yang mencapai level stabil tanpa terus mencapai orgasme
- contoh 3 memperlihatkan beberapa penurunan singkat dalam tahap perangsang diikuti sebuah tahap resolusi yang bahkan lebih cepat
FAKTOR YG
MEMPENGARUHI MASALAH SEKSUAL
- Tidak adanya panutan (role model)
- Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti trauma, obat, kehamilan, abnormalitas anatomi vagina
- Kurang pengetahuan atau informasi yg salah mengenai masalah seksual
- Penganiayaan fisik
- Adanya penyimpangan psikoseksual
- Konflik terhadap nilai
- Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
Faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual
- Fisik (kelelahan, medikasi, citra tubuh, kehamilan, dll)
- Hubungan dengan parter (kedekatan, kemesraan)
- Gaya hidup (penggunaan alkohol, pekerjaan, pembagian waktu)
- Harga diri (dipengaruhi oleh perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
- Fisik (kelelahan, medikasi, citra tubuh, kehamilan, dll)
- Hubungan dengan parter (kedekatan, kemesraan)
- Gaya hidup (penggunaan alkohol, pekerjaan, pembagian waktu)
- Harga diri (dipengaruhi oleh perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual (menurut Purnawan, 2004)
FAKTRO
INTERNAL
- Perkembangan seksual (fisik, psikologis)
- Pengetahuan mengenaikesehatan reproduksi
- motivasi
FAKTOR
EKSTERNAL
- Keluarga
- Pergaulan
- Media masa
Sumber :