Kamis, 23 April 2020

DISPEPSIA


Dispepsia atau sakit maag adalah gejala penyakit berupa rasa nyeri dan panas pada lambung yang terjadi akibat sejumlah kondisi.
Di antaranya adalah luka terbuka pada lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres.
Sakit maag merupakan salah satu penyakit yang umum terjadi di Indonesia. Menurut data dari beberapa pusat endoskopi di Indonesia, ada sekitar 7000 kasus sakit maag yang dilakukan endoskopi, dan lebih dari 85% merupakan dispepsia fungsional.

Apa itu dispepsia fungsional ?

Dispepsia fungsional merupakan kondisi sakit maag yang tidak diketahui penyebabnya.

Sebagian besar sakit maag bersifat ringan dan dapat ditangani tanpa perlu berkonsultasi ke dokter. Namun, perlu diwaspadai apabila sakit maag terjadi secara terus-menerus atau disertai gejala seperti :
~ Muntah
~ Sulit menelan
~ Nyeri ulu hati
~ Berat badan turun tanpa sebab.

Sakit maag dapat disebabkan kebiasaan makan yang terlalu banyak dan cepat, atau terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan berlemak.
Radang pada pankreas dan usus tersumbat, juga dapat memicu sakit maag ini.
Sakit maag ringan akan hilang dengan sendirinya namun tidak berlaku bagi maag yg berat ( akut ) butuh penanganan khusus bisa dengan obat kimia ataupun obat Herbal, adapun terapi herbal yang tepat untuk mengatasi Sakit Maag itu di antaranya dengan menggunakan herbal Gastrohiu, Gamat, Herba Androbi dan juga Pegagan.



Minggu, 01 Juni 2014

PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS



PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS

Oleh :
Adi Saputra, S.Kep, M.Kes
Dosen Pengajar
Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II
 


            Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Sebelum beranjak jauh kepokok pembahasan PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUALITAS harus kita pahami bersama bahwa seksulias termasuk kedalam Kebutuhan Dasar Manusia KDM. oleh karena itu ketika terjadi permasalan dalam seksualitas maka harus dipenuhi karena seksualitas merupakan Kebutuhan Dasar bagi manusia.
            Tidak lepas dari peranan perawat yaitu membantu memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia, oleh karena itu di STIK Siti Khadijah ada mata kuliah khusus yaitu kuliah KDM dan cara memenuhi KDM yang tidak terpenuhi.

Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow
            Teori Hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu :
1.      Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.
2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll. Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
3.      Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan.
4.      Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta pengakuan dari orang lain.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas sebagai Kebutuhan  Dasar Manusia

             Sejak manusia dilahirkan hingga menjadi manusia dewasa, manusia memiliki dorongan­ yang dinamakan libido. Libido merupakan dorongan seksual yang sudah ada pada manusia sejak lahir. Libido pada anak berbeda dengan libido pada orang tua. Kepuasan seks pada anak, pencapaiannya tidak selalu melalui alat kelaminnya, melainkan melalui daerah-daerah lain yaitu mulut dan anus.
            Istilah “seks” secara etimologis, berasal dari bahasa Latin “sexus” kemudian diturunkan menjadi bahasa Perancis Kuno “sexe”. Istilah ini merupakan teks bahasa Inggris pertengahan yang bisa dilacak pada periode 1150-1500 M. “Seks” secara leksikal bisa berkedudukan sebagai kata benda (noun), kata sifat (adjective), maupun kata kerja transitif (verb of transitive):
            Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup yang biasanya disebut dengan insting/ naluri yang dimiliki oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki maupun perempuan yang mempertemukan mereka guna meneruskan kelanjutan keturunan manusia.
            Menurut Ali Akbar, bahwa nafsu syahwat ini telah ada sejak manusia lahir dan dia mulai menghayati sewaktu dia menemukan kedua bibirnya dengan puting buah dada ibunya, untuk menyusui karena lapar. Ia menikmati rasa senang yang bukan rasa kenyang. Dan inilah rasa seks pertama yang dialami manusia.

Seksualitas                                                                            

  • Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu secara pribadi yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut
  • Seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan seperti: sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus  seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
Raharjo (1999) menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep, kontruksi sosial terhadap nilai, orientasi, dan perilaku yang berkaitan dengan seks.
kesehatan seksual  menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta”.
            Seksualitas merupakan suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks. Dalam pengertian ini, ada 2 aspek (segi) dari seksualitas, yaitu seks dalam arti sempit dan seks dalam arti luas. Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang mana dalam pengertian kelamin ini, antara lain:

  1. Alat kelamin itu sendiri 
  2. Anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang membedakan antara laki-laki dan perempuan
  3. Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat-alat kelamin
Hubungan kelamin (sengggama, percumbuan).
           
            Segi lain dari seksualitas adalah seks dalam arti yang luas, yaitu segala hal yang terjadi sebagai akibat (konsekwensi) dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain:

  1. Pembedaan tingkah laku; kasar, genit, lembut dan lain-lain. 
  2. Perbedaan atribut; pakaian, nama.
  3. Perbedaan peran dan pekerjaan.
  4. Hubungan antara pria dan wanita; tata krama pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan dan lain-lain.

Tinjauan seksual dari beberapa aspek

  • Aspek biologis

Pandangan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, kemampuan organ seks dan adanya hormonal serta sistem syaraf yg berfungsi atau berhubungan dgn kebutuhan seksual

  • Aspek psikologis

Pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya serta memandang gambaran seksual

  • Aspek sosial budaya

Merupakan pandangan budaya atau keyakinan yg berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat

Perkembangan Seksualitas
MASA PRANATAL DAN BAYI

  • Komponen fisik/biologis : sudah berkembang, Mampu merespon rangsang, misal : ereksi, pelumas vagina (saat mandi merasakan adanya perasaan senang) Terfokus pada pembelajaran normal dan membentuk rasa diri
  • Komponen psikososial :
    1. Bayi : fokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan, nutrisi 
    2. Berkembang rasa percaya
    3. Respon terhadap interaksi figur orang tua
    4. Mulai belajar jenis kelamin


Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud) :
Tahap oral

  • Umur 0-1 tahun
  • Kepuasan dicapai dgn menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara
  • Misal : menetek, menghisap jari
  • Masalah : menyapih dan makan

Tahap anal

  • Terjadi umur 1-3 thn
  • Kepuasan terjadi saat pengeluaran feses
  • kadang-kadang mencoba memasukan kembali atau menahan feses, sering menjadikan feses sebagai mainan.
  • Dapat dilatih kebersihan


MASA KANAK-KANAK

  • Dibagi dalam masa todler, prasekolah dan sekolah
  • Biologis: struktur anatomi dan fisiologi terus berkembang
  • Psikososial : mulai mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan
  • Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua


Perkembangan psikoseksual :
Tahap oedipal/phalik

  • Terjadi usia 3-5 thn
  • Kepuasan anak terletak pada rangsang otoerotis : meraba, nikmat pada beberapa daerah
  • Mengidentifikasi jenis kelamin
  • berperan sesuai jenis kelamin
  • Pada anak laki-laki dekat dengan ibu, bangga terhadap penisnya
  • Pada anak perempuan dekat dengan ayah karena ayah suka mengagumi kecantikannya dan senang bermain dengannya
  • Menyukai lain jenis (laki-laki dekat dgn ibu, perempuan dekat dgn ayah)

Tahap laten

  • Terjadi pada umur 5-12 thn
  • Suka berinteraksi dgn kelompok/sebaya
  • Dorongan libido mereda
  • Banyak bertanya masalah seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi
  • Mulai memasuki masa pubertas


MASA PUBERTAS
  • Biologis: terjadi kematangan fisik (pubertas) dan kematangan psikososial (remaja)
  • Perubahan fisik :
Laki-laki          : TB, BB, perkembangan otot, bulu, ukuran penis
Perempuan       : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi
            Psikososial       : perubahan body image, perhatian besar pada perubahan fungsi tubuh,                                      belajar perilaku pada kondisi sosial baru, konflik emosi (mudah                                      tersinggung, malu, ingin dimengerti)

Perkembangan Psikoseksual Tahap genital :
            Terjadi  > 12 thn
            Berespon thd sensasi menyenangkan / permainan erotis (fantasi, masturbasi)
MASA DEWASA MUDA DAN PERTENGAHAN UMUR
  • Biologis :
umur 18-30 thn kematangan anatomi dan fisiologi, BB, TB dan kondisi tubuh. Perkembangan ciri seks sekunder mencapai puncak Pertengahan umur : terjadi perubahan hormon Wanita: penurunan estrogen, pengecilan payudara, cairan vagina berkurang Pria : menurunnya reaksi ereksi, penurunan ukuran penis, penurunan produksi semen
  • Psikososial :
    • Intim dengan lawan jenis, menikah, melahirkan, punya anak menyebabkan terjadinya perubahan peran Interaksi seksual : kominikasi terbuka tentang seks dengan partner, pengetahuan yg baik tentang diri dan kemampuannya serta tentang partnernya

MASA DEWASA TUA
  • Biologis :
    • Perempuan : atropi vagina, jaringan payudara, cairan vagina menurun, intensitas orgasme menurun
    •  Laki-laki : menurunnya produksi sperma, intensitas orgasme menurun, terlambat mencapai ereksi, pembesaran kelenjar prostat
  • Psikososial :
    • Masalah yg mempengaruhi perkembangan seksualitas:
    • penyesuaian terhadap perubahan body image
  • penyesuaian terhadap perubahan dlm keluarga, status perkawinan, pensiun, perubahan fungsi tubuh, menurunnya mobilitas
  • Bila pada masa dewasa tua dan lansia seseorang tidak mampu berespon positif terhadap perubahan maka orang tersebut dapat merasakan penurunan harga diri (HDR) dan kemudian menyebabkan isolasi sosial


Perilaku peran jenis kelamin
  • Mulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup
  • Dipengaruhi oleh struktur fisik, perasaan internal tentang laki-laki/perempuan, nilai keluarga, nilai budaya
  • Peran laki-laki dewasa (perilaku yg menyertai):
  • pencari nafkah, ayah, olahragawan, mencintai lawan jenis, bercelana panjang, fisik kuat, ekspresi perasaan terkontrol
  • Perempuan diharapkan : ekspresi emosi lembut

Orientasi seksual
  • Orientasi seksual merupakan preferensi yang jelas, persisten, dan erotik seseorang untuk jenis kelaminnya atau orang lain. Dengan kata lain orientasi seksual adalah keteratarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain
  • Orientasi seksual memiliki rentang dari Homoseksual murni sampai dengan Heteroseksual murni termasuk didalamnya Biseksual
  • Homoseksual  : mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis
biseksual  : merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin.
Variasi dalam ekspresi seksual
  • Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jender nya berlawanan dengan sex biologisnya Seseorang merasa terperangkap dengan tubuhnya yang tidak sesuai dengan perasaan seksualnya (’disforia jender’.)
  • Transvetit biasanya adalah pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini bersifat sangat pribadi bahkan bagi orang yang terdekat sekalipun.

Karakteristik kesehatan seksual
  • Mengekspresikan perubahan tubuh secara positif
  • Mempunyai pengertian tentang seksualitas
  • Keserasian pengertian antara biologic sex, gender identity dan gender behaviour
  • Perilaku sesuai dengan konsep diri
  • Menyadari perasaan dan seksualnya
  • Berespon secara fisik dan mental bagi diri dan partner
  • Merasa mampu untuk tetap bahagia dan menghasilkan keturunan

PENYIMPANGAN SEKSUAL
  • Transeksualisme :
  • Bentuk penyimpangan seks ditandai perasaan tdk suka dgn alat kelaminnya, ada keinginan berganti kelamin
  • Pedofilia :
  • Kepuasan seks dgn objek anak-anak di bawah usia pubertas (ditandai dgn fantasi)
  • Dapat disebabkan skizophrenia, sadisme organik, gangguan kepribadian organik
  • Eksibisionisme :
  • Kepuasan seksual dicapai dgn mempertontonkan alat kelamin di muka umum. Dilakukan mendadak di depan orang yg tidak dikenal namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seks
  • Fetisisme
  • Kepuasan seksual dicapai dgn menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stoking. Disfungsi ini dapat terjadi karena eksperimen seksual yg normal dan bedah pergantian kelamin
  • Transvestisme
  • Kepuasan seksual dicapai dgn memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yg berlawanan, misalnya pria senang menggunakan pakaian dalam wanita
  • Voyerisme/skopofolia
  • Kepuasan seksual dicapai dgn melihat alat kelamin org lain atau aktivitas seks yag dilakukan orang lain
  • Masokisme
  • Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik maupun psikologis
  • Sadisme
  • Kebalikan masokisme, kepuasan seks didapat dgn menyakiti objeknya baik fisik maupun psikologis. Dpt disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yg salah
  • Homoseksual atau lesbianisme
            Penyimpangan seksual ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi      kepada sesama jenis. Kepuasan seks didapat dengan berhubungan dgn orang dgn jenis    kelamin sama
  • Zoofilia
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek binatang
  • Sodomi
    • Kepuasan seks dicapai dgn hubungan melalui anus
  • Nekrofilia
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek mayat
  • Koprofilia
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek feses
  • Urolagnia
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek urine yg diminum
  • Oral seks/kunilingus 
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
  • Felaksio
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pd kelamin laki-laki
  • Froterisme/friksionisme
    • Kepuasan seks dicapai dgn menggosokkan penis pd pantat wanita atau badan yg berpakaian ditempat yg penuh sesak manusia
  • Goronto
    • Kepuasan seks dicapai melalui dgn lansia
  • Frottage
    • Kepuasan seks dicapai dgn cara meraba org yg disenangi tanpa diketahui lawan jenis
  • Pornografi
    • Gambar/tulisan yg dibuat scr khusus utk memberi rangsangan seksual

BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL  AKIBAT DORONGAN SEKSUAL ABNORMAL
Prostitusi
  • Pola dorongan seks tidak wajar
  • Tidak terintegrasi dlm kepribadian
  • Relasi bersifat impersonal tanpa ada afeksi
  • Emosi berlangsung cepat
  • Tidak ada orgasme pada wanita
  • Dpt terjadi pada laki-laki maupun wanita
  • Pada laki-laki disebabkan karena keinginan mencari variasi dlm seks, iseng dan ingin menyalurkan kebutuhan seks, ekonomi.
  • Pada wanita dpt disebabkan karena faktor ekonomi, disorganisasi kehidupan keluarga, nafsu seks abnormal
Perzinahan
  • Relasi seks laki-laki dan wanita yg bukan pasangan suami-istri
  • Pada wanita terjadi bila relasi afeksional atau emosional yg sangat kuat
  • Pada pria biasanya karena rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan nafsu sesaat
Frigiditas
  • Ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama
  • Ditandai berkurang atau tidak adanya ketertarikan pd hubungan seks atau tdk mampu menghayati orgasme dlm koitus
  • Disebabkan karena kelainan dlm rahim atua vagina, hub yg tdk baik dgn suami, cemas, bersalah, atau takut
Impotensi
  • Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan utk mencapai dan mempertahankan ereksi
  • Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yg salah
Impotensi
  • Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan utk mencapai dan mempertahankan ereksi
  • Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yg salah
Vaginismus
  • Kejang berupa penegangan atau pengerasan yg sangat menyakitkan pd vagina atau kontraksi yg sangat kuat shg penis terjepit
  • Dapat terjadi karena kelainan organ dan psikologis (rasa takut)
Dispareunia
  • Timbulnya kesulitan dlm melakukan senggama atau rasa sakit saat koitus
  • Dapat terjadi saat sperma keluar, atau kurang cairan vagina
Anorgasme
  • Kegagalan mencapai klimaks selama bersenggama
  • Bersifat psikis
  • Ditandai dgn pengeluaran sperma, tanpa ada puncak kepuasan
  • Karena faktor psikis atau organik seperti ketidakmampuan penetrasi utk memberi rangsang atau vagina longgar
Kesukaran koitus pertama
  • Terjadi kesulitan dlm melakukan koitus pertama
  • Dapat karena kurang pengetahuan diantara pasangan, ada ketakutan, rasa cemas dlm berhubungan seks, dll
SIKLUS RESPON SEKSUALTAHAP SUKACITA (excitement)
  • Tahap awal dlm merespon seks
  • Wanita : byk lendir vagina, dinding vagina menebal, sensitivitas klitoris meningkat, putting menegang, ukuran payudara meningkat
  • Pria : ereksi penis, penebalan dan elevasi skrotum
TAHAP KESTABILAN (Plateu)
  • Wanita : mengalami retraksi di bawah klitoris, byk lendir vagina dan labia mayora, elevasi serviks dan uterus, meningkatnya otot pernafasan
  • Laki-laki : meningkatnya ukuran gland penis, tekanan otot pernafasan
TAHAP ORGASME (PUNCAK)
Wanita :
  • Vasocongestion (payudara dan vagina menjadi lebih besar, tubuh hangat atau panas, perubahan warna payudara dan alat kelamin.
  • Myotonia (kontraksi uterus, rektal, spincter uretra dan otot2 lain yg tdk disengaja) hiperventilasi dan peningkatan nadi
Pria : 
  • relaksasi spinchter kandung kencing, hiperventilasi, meningkatnya denyut nadi, ejakulasi



TAHAP RESOLUSI (PEREDAAN)
  • Wanita : relaksasi dinding vagina, perubahan warna labia mayora, pernafasan, nadi, tekanan darah, otot2
  • Pria : menurunnya pernafasan, denyut nadi, penis melemas
  • Pada tahap resolusi pria mengalami  periode refraktori bila dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
  • Pada wanita tidak mengalami periode refraktori sehingga mampu orgasme kembali
  •  Berikut ini adalah tiga contoh impuls seksual wanita
  • Contoh 1 orgasme berganda
  • contoh 2 gairah yang mencapai level stabil tanpa terus mencapai orgasme
  • contoh 3 memperlihatkan beberapa penurunan singkat dalam tahap perangsang diikuti sebuah tahap resolusi yang bahkan lebih cepat
FAKTOR YG MEMPENGARUHI MASALAH SEKSUAL
  • Tidak adanya panutan (role model)
  • Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti trauma, obat, kehamilan, abnormalitas anatomi vagina
  • Kurang pengetahuan atau informasi yg salah mengenai masalah seksual
  • Penganiayaan fisik
  • Adanya penyimpangan psikoseksual
  • Konflik terhadap nilai
  • Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
  • Fisik (kelelahan, medikasi, citra tubuh, kehamilan, dll)
  • Hubungan dengan parter (kedekatan, kemesraan)
  • Gaya hidup (penggunaan alkohol, pekerjaan, pembagian waktu)
  • Harga diri (dipengaruhi oleh perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.

Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
  • Fisik (kelelahan, medikasi, citra tubuh, kehamilan, dll)
  • Hubungan dengan parter (kedekatan, kemesraan)
  • Gaya hidup (penggunaan alkohol, pekerjaan, pembagian waktu)
  • Harga diri (dipengaruhi oleh perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (menurut Purnawan, 2004)
FAKTRO INTERNAL
  • Perkembangan seksual (fisik, psikologis)
  • Pengetahuan mengenaikesehatan reproduksi
  • motivasi
FAKTOR EKSTERNAL
  • Keluarga
  • Pergaulan
  • Media masa


Sumber :